Langit biru enggan kulukiskan.
Padang luas penuh rumput hijau enggan menghendaki dirinya tertampilkan. Ini
bukan hal biasa. Mereka selama ini dengan senang hati menawarkan dirinya untuk
kulukis. Kadang kutambah domba di padang rumput, maupun awan putih pada langit.
Setelah mencoba, mengalah
sepertinya harus menerima afirmasi dariku.
Aku hanya sanggup hingga ini. Palet
dan kuas berdentang menabrak lantai. Jatuh dari genggaman. Kanvas kubiarkan
kosong. Harapanku agar ia mampu mengisi dirinya sendiri. Entah dengan objek dan
warna apa. Ternyata aku hanya sanggup berhenti di kamu, kosong. Tak sanggup
lagi kulukis karena Tuhan memutuskan mengambil kembali apa yang ia pinjamkan.
Penglihatan. Itu sebabnya mereka tak ingin kulukiskan. Hilang kepercayaan.
Ditulis untuk #FF2in1 @nulisbuku
No comments:
Post a Comment