Pages

Wednesday, January 18, 2012

Ada Dia di Matamu


Hitam

Katamu hitam itu misteri, bukan duka. Siapa yang tak tergugah penasaran dengan elegannya hitam. Meski ia selalu diadili paksa dengan kata kejam karena "mematikan" warna lain. Kamu berkata begitu saat aku mengucap hitam ada pada dia.

Tak bercahaya.
"Siapa bilang?" begitu ucapmu saat aku mengatakan dia tak bercahaya. Kau pun lantas mengatakan bahwa dia memiliki cahaya yang sungguh terang, hingga dapat menyinari hatimu.

Pekat.
"Dia adalah pekat hanya bagi mereka yang tak mengerti betapa bening lapisannya dengan menengok lebih dalam" aku sejenak terdiam dengan ucapanmu itu.

Gulita.
Meski kubilang begitu, nyatanya kamu dapat melakukan apapun lebih dari pada di tempat terang penuh cahaya.

Dia adalah kegelapan.

Dan kami melihat ada dia di matamu. Namun, sesungguhnya kami lah yang hidup dalam gelap, bukan kamu. Karena kamu berdamai dengan kegelapan, diantara kami yang terbiasa dimanjakan cahaya. Yang terkadang bahkan membuat kami lupa memberi cahaya di hati sendiri, hilang peka.

Perbincangan kami usai dan aku membantumu berjalan dengan menggandeng lengan kirimu, sedang tangan kananmu menggenggam tongkat bantu, erat.

1 comment:

  1. Sip buk...

    Banyak orang disana yang justru memiliki kelebihan, yang menikmati indahnya dunia, tapi tidak pernah bersyukur akan nikmatNya..

    Thanks buat inspirasinya..
    Buat inspirasi2 yang lain lagi.. :)

    ReplyDelete