Pages

Saturday, January 14, 2012

Kamu Manis, Kataku


Palsu. Samar. Abu
Kulihat perempuan berpakaian rapi itu menunggu sembari sesekali melirik arloji di tangan kanannya. Sesekali menoleh kanan kiri, mungkin mencari-cari. Raut wajah cantiknya tak bertahan  lama rupanya. Saat ini sudah berubah cemberut ditambah gerutu. Aku pun terbang mencari sang lelaki. Di sebuah cafĂ©, rupanya. Makan siang mesra berdua dengan perempuan yang berbeda sembari menjawab panggilan telepon sang perempuan rapi. Kudengarkan ia bicara. Rupanya sang perempuan rapi akhirnya marah besar setelah sang lelaki membatalkan janji hari ini. Rapat dengan atasan, katanya beralasan. Sang perempuan menyimpan curiga di hatinya. Dan aku berteman baik dengan lelaki itu sekarang.   
  
Manis.
Sang lelaki kembali menemui sang perempuan rapi kembali esok hari. Sang perempuan bertanya
“Sesungguhnya, masihkah kau ingin bersamaku?”
“Tentu. Aku sepenuh hati yakin menemanimu di pelaminan bulan depan dan berharap hidup bersamamu seumur hidupku, sayang”
Kecurigaan luntur sudah. Sang perempuan tersenyum bahagia. Yakin benar dengan ucapan pasangannya.
Kuintip hati sang romeo dan tinggal di dalamnya. Ah, ya. Ia telah mengucapkan hal yang sama kepada lusinan perempuan sebelumnya.   

Pahit
Hari besar bagi mereka pun akhirnya tiba. Sang perempuan mengenakan gaun dan buket bunga di tangan berhias senyum kebahagiaan yang terpancar. Berharap sepenuh hati akan masa depan bahagia dengan sang lelaki. Jam berganti. Sang lelaki tak juga menampakkan diri. Perempuan dan seluruh tamu menunggu. Waktu kembali tak bisa ditoleransi. Sang lelaki tak menginjak kaki di pelaminan. Hari itu diakhiri dengan air mata, hancurnya sejuta angan dan sakit hati sang perempuan.

“Kamu manis, kataku” – Begitu manusia sering berkata padaku dan menghendaki hatinya terhinggapi olehku. Tak semua. Hanya manusia yang selalu menutupi kenyataan pahit dan menjanjikan rasa manis di awal. Namun pun kepahitan tak membuat mereka belajar untuk menghargai kejujuran, meski rasa manisku palsu.

Aku adalah kebohongan.   


No comments:

Post a Comment