Pages

Tuesday, September 27, 2022

Catatan Singkat tentang Perayaan Keberagaman : Art Exhibition CREATE Moments AKSARA 2022

AKSARA seperti ruang yang perlu, yang ambisius, namun memberi teduh yang memeluk semua. Dibutuhkan karena toleransi, kecintaan pada keberagaman, dan kesadaran terhadap kesetaraan gender perlu untuk terus digaungkan, terutama pada generasi muda. Ambisius karena menantang status quo, ketidakingintahuan, dan pengabaian. Memberi teduh karena menerima dengan ramah dan hormat semua pilihan dan bentuk ekspresi. Ruang istirahat untuk diterima apa adanya sebelum kembali menghadapi dunia yang kerap kali belum mampu menerima perbedaan sepenuhnya. 

Itu kesan yang saya tangkap dari rangkaian empat hari Art Exhibition CREATE Moments : AKSARA (Apresiasi Kreasi Budaya Remaja) berlangsung selama empat hari, 22 hingga 25 September 2022 lalu di Surabaya. Selain di Surabaya, acara ini juga dilaksanakan serentak di Makassar dan Bandung. Acara ini diselenggarakan oleh tim CREATE dan didukung oleh USAID, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Hivos), Pamflet, LAPAR, Rombak Media, Yifos, dan CMars.  


Credit : Tim CREATE


Credit : tim CREATE



credit : tim CREATE



AKSARA bukan hanya menampilkan berbagai karya seni visual teman-teman SMA, namun juga tampilan-tampilan yang bernuansa toleransi, keberagaman, dan kesetaraan gender. Mulai tarian yang bernuansa toleransi kebangsaan, tarian kontemporer yang berpesan tentang penerimaan diri, nyanyian dan orasi tentang keberagaman, hingga teater tentang kesetaraan gender. Ini menunjukkan semangat seni sebagai refleksi terhadap kemanusiaan. Seluruh hasil karya teman-teman SMA adalah hasil binaan fasilitator CREATE. Di samping itu, audiens umum juga difasilitasi dengan berbagai workshop dan talkshow edukasi tentang tema terkait. Seperti menyulam tangan visual rahim pada kain sembari berdiskusi dan mendengar edukasi tentang hak kesehatan reproduksi, doodle art workshop dengan tema penerimaan diri, juga kegiatan-kegiatan lainnya.


Credit : tim CREATE



Beruntung, saya berkesempatan menjadi bagian dari rangkaian acara ini dan melihat bagaimana perayaan keberagaman ini dilangsungkan. Di tengah gempuran arus untuk menjadi homogen dan eksklusif, ruang ini menjadi oase yang penting. Dengan mudah saja saya menemukan teman-teman baru yang beragam. Misalnya saja saya mengobrol dengan seorang teman remaja yang menunjukkan bakat luar biasa dalam menari. Di balik senyumnya setelah turun panggung, ia menyimpan kabut karena keluarga yang mengecilkan minatnya di bidang menari. Sebabnya, menari dianggap sebagai aktivitas untuk gender tertentu saja, bukan untuknya. Namun ia tak patah arang dan tetap menari dengan sepenuh hatinya. Saya juga bertemu dan mendengar dari beberapa teman keresahan yang sama tentang ekspresi gender yang terkotakkan, ketimpangan hak asasi manusia, dan perjuangan advokasi isu-isu di antaranya. Semuanya menarik dan membuka mata.


Credit : tim CREATE

Toleransi dan pengharagaan terhadap sesama tak hanya digaungkan dengan ucapan, namun juga dengan tindakan yang selaras. Itu terlihat bagaimana setiap tim CREATE memperlakukan tamu, pengisi acara, audiens umum dengan sama, setara. Seakan pintu dibuka lebar dan mempersilakan siapa saja -apa pun pilihannya, bagaimana pun tampilan fisiknya, bagaimana ia mendefinisikan dirinya- untuk masuk dan disambut hangat. Ruh ini penting dan terlihat dari bagaimana acara terlaksana hingga akhir.

Tim CREATE bukan hanya melihat hari ini. Mereka memperjuangkan masa depan dengan merangkul anak-anak muda sebagai subjek penting keberlangsungan panjang toleransi dan kesetaraan gender. Mereka memahamkan keberagaman dengan hangat, membisikkan pada teman-teman remaja tentang pentingnya memiliki cinta kasih pada diri sendiri dan sesama manusia, menyikapi ketidaksetujuan dengan bijaksana dan welas asih, serta meminta untuk selalu menemukan diri sebagai manusia yang adil, inklusif, dan toleran. Nilai-nilai luhur yang mestinya terus bersemayam di diri seseorang sepanjang waktu hidupnya.

  

Credit : Tim CREATE

 










No comments:

Post a Comment