Pages

Thursday, January 17, 2013

Untukmu, Juga Aku


Untukmu dan aku yang sedang khawatir, cemas, tak pasti.

Kehidupan bukan layaknya perjalanan kereta yang melaju pelan namun pasti ketahuan kapan kita akan berhenti dan tiba. Saat mengambil keputusan, kita berani mencoba dan bertaruh untuk itu. Karena kita merasa memiliki harapan. Di situlah Tuhan bekerja. Jika terus merasa aman dalam satu kepastian, kemungkinan besar kita tak akan pernah datang padaNya. Memohon dan meminta.

Everything happened for a reason. Semua yang terjadi selalu ada hikmah di dalamnya. Harusnya kita perlakukan layaknya jeruk. Peras sarinya dan buang bijinya. Biji memang tidak buruk. Namun saat tahu jika menelannya, kita akan terluka, untuk apa disimpan? Air dan biji mewakili hal positif dan negatif. Kita harus pintar-pintar menyarikannya. Dengan menyarikannya, setidaknya hal positif itu meski tak mampu memberi harapan, namun sanggup memberi setitik keyakinan untuk bertahan.

Teman, masalahmu dan aku sama saja. Jadi, jangan percaya jika aku pun dapat melakukannya dengan sempurna, meski aku mampu berkata-kata. Karena ini juga menjadi pengingatku.

Semua orang terus bertanya. Semua orang terus meragukan. Semua orang memojokkan. Namun, setidaknya dengan ini aku, kamu, kita, tahu. Hanya satu hal yang harus dilakukan.

PERCAYA.





“Patience is power.
Patience is not an absence of action;
rather it is "timing"
it waits on the right time to act,
for the right principles
and in the right way.” 
― Fulton J. Sheen


Jika lelah, kita selalu punya rumah yang pintunya tak pernah tertutup. Jika marah, kita selalu punya pendengar paling pengertian. Jika kita mulai meragukan, ada Sang penyedia segala kemungkinan. Tuhan.


pic from searchquotes.com



Semoga nanti, kau dan aku akan sama-sama berbicara :

"Aku beruntung telah melalui itu semua. Saat-saat itu memang mempersiapkan segala sesuatunya untuk hari ini. Semuanya tiba sesuai waktunya. This is the right time, and I deserve to have it." :)


No comments:

Post a Comment